Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari pemimpin Indonesia belum mampu bahkan gagal menunjukan keberpihakan kepada rakyat kecil, apalagi kepada kaum Muslimin. Hal ini mungkin karena para pemimpin telah terbuai dengan posisi nyaman, sehingga yang terbesit dipikiran mereka hanyalah bagaimana mereka langgeng dan mengamankan kepemimpinannya. Atau justru kepemimpinan yang didapat karena besarnya andil dari AS sehingga mereka tidak bisa lepas dari balas budi dan kungkungan atau kuatnya cengkraman.
Para pemimpin bersedia melakukan apa saja dengan dalih kerjasama. Bila benar demikian, para pemimpin seperti itu layak dikatakan sebagai antek, budak yang harus mau mengikuti tuannya.
Dalam hal ini simaklah pernyataan SBY seperti di kutip dari International Herald Tribune (8/1/2003). Saat itu, SBY adalah seorang jenderal bintang tiga Angkatan Darat. Lelaki yang bertubuh tegap dan nampak gagah ini mengatakan, “I Love the United States, With all its faults. I consider it my second country”, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih, “Saya mencintai Amerika dengan segala kesalahannya. Saya anggap Amerika adalah negeri kedua saya”.