Sebab tayangan acara maupun konten iklannya lebih banyak mendorong masyarakat untuk hidup konsumtif bahkan mendidik generasi muda untuk melegalkan kemaksiyatan termasuk perzinahan. Maka tidaklah mengherankan jika dari waktu ke waktu akhlak dan moral bangsa semakin bobrok dengan banyaknya kasus perselinguhan, perkosaan, perzinahan, pembunuhan, aborsi hingga korupsi.
Meski mayoritas mutlak 88 persen, namun umat Islam Indonesia hingga sekarang belum memiliki Televisi Islami dengan jangkauan siarannya secara nasional. Sebuah Televisi Islami yang benar-benar Islami siarannya dan Islami konten acara maupun iklannya, sehingga selalu diisi dengan dakwah Islam dan diharapkan akan mampu mengkounter berita-berita yang selama ini selalu mendiskreditkan umat Islam. Padahal pengikut Budha dan Hindu yang jumlahnya tidak sampai 2 persen, memiliki DAAI TV dan Bali TV dengan networknya, dimana jangkauan siarannya menasional dan setiap hari selalu menyiarkan acara-acara berbau Budha dan Hindu. Sementara televisi nasional lainnya kalau tidak dikuasai kelompok Kristen atau Katolik, pasti dikendalikan kelompok sekuler yang selalu mendiskreditkan umat Islam dalam setiap pemberitaannya.
Berikut ini wawancara Suara Islam dengan Pemimpin Umum Perguruan Islam As Syafi’iyah Jakarta, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie, seputar pendirian Assalam TV (Frequensi VHF 196,25 MHz) dan kontribusinya bagi dakwah Islam di masa mendatang. Selain itu ulama asli Betawi yang juga pemimpin Radio As Syafi’iyah Jakarta, Radio As Salam (RAS) FM Jakarta dan Radio Suara Pulo Air, Sukabumi, Jawa Barat itu juga memberi solusi bagaimana agar umat Islam Indonesia mampu keluar dari keterpurukannya sekarang ini, sehingga diharapkan mampu membawa negara ini menuju baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.
SUARA ISLAM: Mengapa umat perlu memiliki Televisi Islami seperti Assalam TV ?
SUARA ISLAM: Mengapa umat perlu memiliki Televisi Islami seperti Assalam TV ?