Sunday, June 17, 2012

NARKOBA DI JAWA TENGAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Komunikasi
(TKP 158)

                                                       
Disusun Oleh :
  Elrizky Jazwan                    21040111110094


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG


1.    Pendahuluan

Propinsi Jawa Tengah saat ini merupakan wilayah potensial sebagai pasar peredaran narkoba. Hal ini dikarenakan provinsi Jawa Tengah terletak di tengah Pulau Jawa, akibatnya narkoba dari daerah lain didistribusikan melewati dan singgah di Jawa Tengah. Maka, peran Badan Narkokita Nasional Provinsi Jawa Tengah harus segera melakukan tindakan pencegahan dan langkah penindakan yang tegas terhadapa para pelaku tindak kejahatan ini.
Istilah “narkoba” mulai dikenal pada sekitar tahun 1998, akibat maraknya kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditif terlarang. Agar lebih mudah dalam penyebutan, masyarakat menyingkat istilah narkotika, psikotropika, dan zat aditif terlarang menjadi narkoba. Sekarang istilah ini sudah sangat akrab di telinga masyarakat. Berbagai berita, himbauan, peringatan mengenai narkoba sudah sering diselenggarakan.
Namun, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia saat ini sudah menjadi wilayah tujuan pemasaran utama. Sedangkan propinsi Jawa Tengah saat ini merupakan wilayah potensial sebagai pasar peredaran narkoba. Hal ini dikarenakan provinsi Jawa Tengah terletak di tengah Pulau Jawa, akibatnya narkoba dari daerah lain didistribusikan melewati dan singgah di Jawa Tengah. Bahkan menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng tahun 2006, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan estimasi pengguna narkoba suntik tertinggi di Indonesia yaitu sekitar 38% dari 10 provinsi dengan resiko tertinggi (Herdi, 2011: 3).
Korban penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah sebagian besar adalah kelompok usia produktif. Hal ini jika dibiarkan, tentu akan merusak kehidupan generasi muda bangsa. Sementara bagi seseorang yang sudah terlanjur menjadi pengguna/pecandu, tidak mudah untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan. Narkoba membawa banyak racun masuk ke tubuh, namun proses pengeluaran racun-racun tersebut (detoksifikasi) dapat dengan mudah dan cepat dilakukan (Sutoyo, 2001:14-15) jadi dapat diartikan bahwa faktor pemulihan akan lebih mudah untuk diobati. Faktor terpenting dan tersulit dalam proses penyembuhan ini adalah pemulihan kondisi mental mereka supaya tidak kembali menggunakan narkoba “Pada umumnya, panti rehabilitasi yang telah ada hanya mengkhususkan metoda terapi pada satu bidang saja. Antara lain religius, medis, maupun terapi komunitas. Belum ada pusat rehabilitasi yang memadukan berbagai metoda terapi dan rehabilitasi.” (Ningsih, 2009 :14)

Sensasi Tugas Besar TEKKOM 2012


Sebuah pengalaman menarik yang saya dapatkan dari awal hingga akhir pembuatan tugas besar tekom ini. Bersama teman-teman, saya mencoba hal yang baru seperti menjadi aktor dalam film kami yang bertemakan Kiri Mas. Di dalam film tersebut saya menjadi tokoh Jazwan, disana saya memerankan tokoh seoramg cowok yang sangat takut dengan perempuan, apalagi ternyata perempuan itu ternyata JUDES Banget, hahahha ampun dahWalaupun saya tidak bisa acting tetapi saya berusaha keras hasilnya baik. Yang bertujuan menarik kembali daya minat penonton film. Itulah garis besar dari film kami yang kami bisa selesaikan dengan menguras tenaga dan waktu. Namun, dengan ceria dan semangat kelompok kami, akhirnya film ini selesai tepat pada waktunya.

POSTER INDIVIDU + SARAN UNTUK MK TEKKOM 2013



Pada postingan saya yang ini, saya mengambil tema mengenai Green City, Apa itu Green City ??? Green City adalah suatu kota yang beroriented pada sustainable atau dengan kata lain adalah kota yang berkelanjutan dengan konsep hijau, hijau disini tidak hanya berorientasi pada pohon saja, bisa mengenai banyak hal, seperti misalnya :
1. Pengendalian Sampah yang Terpadu (Pengolahan Limbah)
2. Pengendalian Sungai Kota yang Bebas dari Sampah
3. Pengoptimalan Ruang Terbuka Hijau
4. Pengoptimalan Pemanfaatan Sumberdayaalam yang berwawasan lingkungan.
5. Penguatan Kesadaran akan Pentingnya Kesadaran akan pentingnya Vegetasi Hijau di Bumi ini.

Thursday, May 31, 2012

Klasifikasi Citra






PEMBAHASAN
v  Penggabungan Band
. Citra Landsat yang telah digabungkan band-bandnya  tidak lagi menjadi Citra Landsat Pseudo Color, melainkan telah menjadi Citra Landsat dengan RGB Color. Hal ini mengakibatkan gambar terlihat lebih jelas dari sebelumnya. Sehingga ketika gambar citra diperbesar maka akan semakin lebih akurat dalam menginterpretasikan suatu gambar citra.
v Koreksi Geometri
Koreksi geometri lebih ditekankan pada letak koordinat. Citra Satelit biasanya mengandung distorsi geometris. Salah satu cara untuk mengkoreksi distorsi geometris ini adalah dengan menggunakan titik-titik kontrol lapangan (Ground Control Point/ GCP). GCP adalah suatu titik pada permukaan bumi yang sudah diketahui koordinatnya. Jika hasil nilai RMS <1 maka akan semakin akurat tingkat ketelitian dari hasil koreksi tersebut, namun jika hasil nilai RMS >1 maka diperlukan titik ulang kembali agar gambar citra lebih akurat. Nilai koordinat disesuaikan pada nilai koordinat pada software GoogleEarth.
v Koreksi Radiometri
Dari gambar diatas dapat diketahui, bahwa terdapat 3 jenis RGB. Untuk menganalisis citra tersebut, dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Contoh :
1.             Band 3,4,2 untuk menganalisis vegetasi pada citra.
2.             Band 7,3,2 untuk menganalisis vegetasi pada citra.
3.             Band 7,3,1 untuk menganalisis daerah terbangun.
4.             Band 5,4,3 untuk menganalisis adanya air di daratan.

Peta Citra Kampus Undip Tembalang

-          Interpretasi Citra adalah upaya pengenalan obyek yang tergambar pada citra dan penilaian arti penting obyek.
-          Tiga rangkaian kegiatan utama dalam interpretasi peta:
Deteksi         :  Pengamatan obyek pada citra yang bersifat globaldengan melihat cirri khas obyek berdasarkan unsur rona atau warna citra.
Identifikasi    : Pengamatan obyek pada citra bersifat agak rinci, yaitu upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi menggunakan keterangan yang cukup.
Analisis         :  Pengamatan obyek pada citra bersifat rinci, yaitu tahap pengumpulan lebih lanjut.